Mengenal Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai, pasti kamu sudah tidak asing dengan nama kerajaan tersebut, dong? Biasanya dipelajari di jenjang SMP, nih! Tapi, pada tahu sejarah dari Kerajaan Samudera Pasai ga, nih? Yuk, kita ulas!
Di mana letak Kerajaan Samudera Pasai?
Kerajaan Samudera Pasai terletak di pulau Aceh, tepatnya Kota Lhoksheumawe, pesisir utara Sumatera. Kerajaan ini berdekatan dengan Selat Malaka yang mana merupakan jalur perdagangan internasional.
Sejarah singkat berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Dalam beberapa sumber, Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al-Saleh — yang dulunya bernama Meurah Silu. Namun, dalam sumber lainnya ternyatakan bahwa Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nazimuddin al-Kamil, kemudian Nazimuddin mengangkat Sultan Malik Al-Saleh sebagai pemimpin pertama Kerajaan Samudera Pasai.
Terlepas dari siapa pendirinya, informasi yang jelas dari kerajaan ini adalah mengenai tahun pendiriannya. Kerajaan Samudera Pasai dikonfirmasi didirikan pada tahun 1267 Masehi.
Bagaimana kejayaan dari Kerajaan Samudera Pasai?
Karena letak geografisnya yang sangat strategis, yaitu dekat dengan Selat Malaka — jalur perdagangan internasional, maka Kerajaan Samudera Pasai sering menjadi tempat singgah pelayar maupun pedagang internasional. Bahkan banyak penjelajah yang mampir untuk berkenalan dengan agama Islam, dua lainnya adalah Marcopolo dan Ibnu Batutah.
Hal itu yang membuat Kerajaan Samudera Pasai kuat dalam kanca perdagangan dan perekonomian, sehingga, Kerajaan Samudera Pasai terus dikenal sebagai kerajaan Islam terkaya (hingga masa Kerajaan Sriwijaya).
Lantas, bagaimana keruntuhannya?
Pada masa kepemimpinan Sultan Ahmad Malik Al-Zahir, Kerajaan Samudera Pasai berada pada ujung tanduknya untuk menggulung permadani berlapis emas, dikabarkan Sultan Ahmad Malik Al-Zahir yang pada saat itu telah beristri, ingin meminang calon menantunya— kekasih dari putranya, Tun Beriam Bapa — yang merupakan putri Kerajaan Majapahit.
Dibanding memilih untuk mempererat hubungan antar kerajaan — seperti yang dilakukan oleh Sultan Malik Al-Saleh pada saat meminang istrinya, dimana mengakibatkan Kerajaan Perlak (kerajaan sang istri) bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai , — Sultan Malik Al-Zahir memilih untuk membunuh anaknya dan menyebabkan konflik.
Raden Galuh Gemerencang dan pihak Majapahit yang tidak mengetahui tragedi tersebut, tiba di Samudera Pasai. Di sana, ia mendapatkan kabar buruk bahwa calon suaminya dibunuh oleh orang yang akan menjadi mertuanya sendiri. Putri Majapahit ini akhirnya bunuh diri dengan cara yang sama seperti orang yang dikasihinya.
Hayam Wuruk selaku raja Majapahit menitahkan patih Gajah Mada untuk menyerang Samudera Pasai. Menurut Slamet Muljana dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005:140), terungkap bahwa Majapahit berhasil membuat musuhnya kewalahan. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir melarikan diri karena dia adalah target utama yang dicari-cari.
- tirto.id
Namun, ternyata Kerajaan Samudera Pasai tidak berhasil ditaklukkan, nih! Pada era Sultanah Malikah Nahrasyiyah, Kerajaan Samudera Pasai berhasil bangkit dan kembali menjadi bandar dagang internasional, loh. Namun, sayangnya, Kerajaan Aceh Darussalam meruntuhkan Kerajaan Samudera Pasai pada era Sultan Zain Al-Abidin IV, yang mana pada saat itu Kerajaan Samudera Pasai dengan terinvasi oleh Portugis.
Maka dari itu, pemimpin terakhir Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Zain Al-Abidin IV.
Nah, gimana, nih? Masih penasaran dengan Kerajaan Samudera Pasai? Yuk, cari tahu lebih dalam lagi dengan klik di sini!
Terima kasih!